Jumat, 06 Februari 2009

Ber Kambing Ria



Gajian…gajian lagi…gajiaaaaan lagi, lama-lama kok bosen juga yah… . mungkin banyak orang kantoran yang merasa seperti itu. Saat terlintas di pikiran untuk berinvestasi dan berusaha di luar kantoran banyak orang yang terlalu banyak mikir…modalnya darimana?, nanti untung nya berapa ?, klo rugi gimana?

Sayang sekali jika sampai pertanyaan tersebut hanya muter-muter di kepala dari hari-kehari padahal ide-ide dikepala sudah menumpuk dan menanti untuk diimplementasikan. Orang bilang jika mau usaha yang penting memulai dahulu…start dulu..tentunya dengan perhitungan juga namun jangan terlalu njelimet…

Untuk orang kecil seperti saya tentunya jika berpikir untuk berwirausaha juga jangan terlalu tinggi, modal nya seadanya aja dulu…jika nanti prospek baru mikirin modal dan perhitungan yang lebih besar.

Usaha ngembek atau berternak kambing. Pertama kali saya tertarik memulai usaha ini ketika saya membaca buku mengenai cara beternak kambing, semakin lama saya baca ternyata semakin menarik.

Usia produktif kambing dimulai saat berumur sekitar 1,5 th, usia kehamilannya berkisar 5 bulan. Masa sapih anak kambing sekitar 2-3 bulan. Harga kambing betina per ekor berkisar 400-600 per ekor.

Saat itu secara logika saya berpikir jika saya memiliki seekor kambing betina senilai 400 ribu maka dalam 1,5 - 2 th kambing tersebut akan mempunya keturunan 2x sehingga setiap kelahiran 1 ekor maka dalam 1,5 - 2 tahun kambing saya akan menjadi :

1 ekor induk kambing, 1 ekor kambing muda (berumur sekitar 1,3-1,5 th) dan 1 ekor anak kambing. Maka nilai rupiahnya 400 ribu + 400 ribu + 100 ribu = 900.000

Woowww…bank mana yang mau kasih bunga tabungan 500 ribu untuk simpanan 400 ribu dalam 2 tahun.

Asumsi diatas adalah jika anak yang lahir adalah kambing betina dan setiap kelahiran 1 ekor. Jika anak yang lahir kambing jantan maka nilainya bisa 2x dari kambing betina dan jika setiap kelahiran adalah 2 ekor…hhehehehe hitung saja sendiri.

Lalu muncul pertanyaan berikutnya “emang bisa saya memelihara kambing, cari rumput di kota kan susah apalagi mana ada waktu….”

Muncullah ide selanjutnya “cari saja orang di kampung yang mau pelihara, system nya bagi hasil, toh dibagi dua juga saya tetap untung”

Akhirnya mulailah saya ‘berternak” kambing. Dengan modal 600 ribu saya membeli 1 induk (400 ribu), 2 anak (1 jantan + 1 betina) @ 100 ribu yang masih kecil.

Saat ini baru setahun umur usaha saya, sekitar 3 bulan yang lalu sang induk melahirkan 3 anak (semuanya jantan) namun mati 1 sehingga tinggal 2.Dua anak kambing tersebut dibagi 2 dengan yang memelihara.

Saat ini nilai ternak saya :

1 induk : anggap saja nilainya masih 400 ribu

1 anak betina : nilainya saat ini juga sudah 400 ribu

1 anak jantan : beberapa waktu yang lalu sudah ada yang menawar 1 jt , mungkin akan menjadi 1,3 jt – 1,5 jt saat lebaran haji nanti. Jika dijual 1jt – 100 ribu = 900 ribu. Nilai tersebut dibagi 2 dengan si pemelihara nilainya menajdi 450 ribu

1 anak jantan : saat ini bernilai 400 ribu karena 1 ekor anak yang telah diberikan ke si pemelihara ternayata sudah dijual senilai 400 ribu.

Dan Alhamdulillah..saat ini sang induk sudah hamil lagi…..

Bayangkan jika uang 600 ribu saya simpan di bank, anggap dalam setahun bunga deposito 6%, inflasi 10%. Bukannya nambah uang saya di bank malah berkurang nilainya 4%.

Selain berusaha, kita juga sudah membantu rakyat kecil yang tidak memiliki modal untuk membeli ternak. Dari informasi yang saya terima ternayata si pemelihara juga mendapatkan hasil dari penjualan kotoran ternak tersebut. Alhamdulillah

Tertarik….coba saja peluang usaha ini…untung rugi dipikir nanti toh modalnya tidak terlalu besar, yang penting start nya…

3 komentar:

  1. Informasi yang menarik....
    saya juga mau ikutan untuk beternak kambing
    tapi terus terang nunggu "hari baik" dulu
    sebab saat ini kondisi lagi "busy"....
    semoga sukses bos !!! :shakehand

    BalasHapus
  2. sip, boleh donk ikutan tapi induk kambing produktif sampai umur berapa tahun ya???

    BalasHapus
  3. Boss..
    Punya diagram atau itung2 an sistem bagi hasil gaK?? misal saja perkembangan ternak kambing tidak menutup kemungkinan semakin berkembang, tentunya bagaimana hitungan prosentase dengan yang memelihara/peternak terhadap kita??

    rgds

    BalasHapus